Di akhir December 2020 saya dan suami memutuskan bulan melakukan perjalanan ke Turki, sebagai salah satu negara yang sudah membuka pintu bagi wisatawan asing. Sebenarnya agak deg2an karena di tengah situasi pandemi begini segala sesuatu masih tidak pasti. Maka dari itu kami memutuskam asinguntuk berangkat menggunakan travel agent. Dengan pertimbangan kalau misalnya ada sesuatu dan lain hal, misalnya tiba2 Turki menutup pintu untuk turis asing, atau flight kami dibatalkan oleh maskapai, masih ada travel agent yang akan mengurusi administrasi untuk proses refund atau reschedule.
Apa saja siy persiapan untuk keberangkatan ke luar negeri pada masa pandemi ini?
Test PCR-Swab
Sebenarnya pada tanggal saya berangkat, 22 December 2020, pemerintah Turki tidak mengharuskan test PCR sebagai persyaratan masuk bagi turis asing, tetapi karena maskapai yang saya gunakan adalah Singapore Airlines (SQ) yang mensyaratkan PCR-Swab 72 jam sebelum keberangkatan, maka semua penumpang diharuskan untuk melakukan test dengan biaya sendiri. Untuk drama pemilihan rumah sakit/clinic ini nanti akan ada tulisan terpisah ya pokoknya seru deh.
Cek Regulasi Airlines
Beberapa airlines mempunyai regulasi yang berbeda-beda di masa pandemi ini dan bisa berubah kebijakannya sewaktu-waktu, jadi ada baiknya di cek ulang sebelum keberangkatan.
Seperti misalnya Turkish Airlines sebelum 30 Dec 2020 tidak mensyaratkan PCR Test bagi penumpangnya, tetapi penumpang tidak diperkenankan membawa cabin bag, dan semua makanan dan minuman disajikan dalam kemasan, yang artinya tidak ada minuman panas dan atawaran juice atau minuman lainnya.Tetapi sejak tanggal 30 December Turkish Airlines mensyaratkan PCR 72 jam sebelum waktu keberangkatan, dan sudah memperbolehkan cabin bagage kembali.
Sedangkan Singapore Airlines pada saat saya berangkat mensyaratkan test PCR max 72 jam sebelum waktu keberangkatan, dan tetap menyajikan makanan dan minuman dengan pilihan, teh, kopi, dll seperti biasa. Tapi kemudian teman-teman saya yang berangkat di tanggal 29 Dec 2020 diharuskan PCR test nya max 72 jam dari waktu tiba di Turki.
Kit yang biasanya berisi sikat gigi dan odol diganti jadi hand sanitizer dan masker :) Tapi masih ada beberapa odol dan sikat gigi sekali pakai di toilet kok jadi tenang saja.
Regulasi di Airport
Proses keluar dari pesawat pun diatur pada saat transit di Singapore, yang pertama dipanggil adalah penumpang warga Singapore dengan tujuan Singapore, kemudian baru warga lain dengan tujuan Singapore. Penumpang transit dipanggil yang terakhir dan kemudian kami diarahkan ke suatu area khusus transit, dimana para petugas mengenakan baju steril dan face mask.
Vending machine dan stall menerima pembayaran baik cash (SGD/Dollar) maupun kartu kredit. Tapi khusus vending machine hanya menerima kartu kredit yang di wave. makanan dan minuman juga melalui website untuk diambil di stall delivery. Ada juga stall yang menjual mie cup, coffee, dan Irvins. Sedangkan yang mau belanja barang duty free bisa membeli melalui website yang juga bisa diambil di stall delivery.
Regulasi Negara Tujuan
Seperti juga airlines, negara tujuan juga punya regulasi terutama di masa pandemi ini yang mungkin bisa berubah sewaktu-waktu. Di bulan November, pada waktu saya memesan tour ke Turki, tidak ada peraturan lock down. Tetapi di awal Desember 2020, Pemerintah Turki memberlakukan Weekend Lock Down dan Weekday Curfew. Tetapi weekend Lock Down hanya berlaku untuk warga negara Turki, Turis asing masih bebas berjalan-jalan.
Regulasi di Indonesia
Nah yang tidak kalah penting adalah peraturan di Indonesia. Sampai hari kita berangkat, terus terang masih deg-deg an. Karena kita tidak pernah tau kondisi negara karena pandemi ini. Sebelum saya berangkat, tiba-tiba ada aturan tentang keharusan Rapid Antigen untuk penumpang transportasi udara. Dan untungnya karena keharusan dari SQ untuk test PCR-Swab, kami tidak perlu melakukan Rapid Antigen.
Kemudian sesampainya saya di Turki, sejak tanggal 29 December 2020 Pemerintah Indonesia mewajibakan penumpang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia antara tanggal 29 Desember 2020 - 8 January 2021 (yang kemudian diperpanjang hingga sampai dengan tulisan ini di publish) wajib di karantina 5 hari di hotel yang ditunjuk, dan 2 kali test PCR selama masa karantina. Artinya, dimana saya yang tiba di tanggal 8 Januari 2021 termasuk yang akan di karantina. Dan ada aturan baru lagi dimana WNA tidak boleh masuk ke Indonesia antara tanggal 1 -14 Januari 2021.
Nah teman-teman semoga informasi ini bisa membantu umtuk yang berniat melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu dekat. Yang pasti harus siap2 dengan segala kemungkinan karena sekarang keadaan memang masih mengkhawatirkan. Stay Safe Stay Healthy selalu yaa
19 Comments
Wow, seru sekaligus deg2an ya Mbak 😄 btw, saat menulis blogpost ini Mbak masih dikarantina kah?
ReplyDeleteiya waktu mulai nulis blogspot ini lagi di karantina mba hihihi untuk menghabiskan waktu di kamar ajah
DeleteAku masih dag dig dug kak kalau keluar kota di masa pandemi, artikelnya bermanfaat kak, kelak kalau ada yag mengharuskan untuk melakkan perjalanan jauh, informasi yang kk berikan bermanfaat tentunya. Makasih kak :)
ReplyDeleteSudah sempat wisata ya Mbak saat pandemi, hebat juga ya Turki sudah membuka pariwisatanya di pandemi ini.
ReplyDeleteiya mba mereka buka untuk turis, tapi mereka weekend lockdown untuk warga lokal nya
DeleteMakasih mbak informasinya..
ReplyDeleteIya sih di situasi pandemi kayak gini harus persiapan ekstra.
Hai mbak, makasih untuk infonya. Ini berguna banget untuk yang mau liburan pas lagi pandemi gini. Harus cek2 info peraturan pemerintah ya kalau gini
ReplyDeleteHi mba.. iya betul sekali mesti selalu cek peraturan karena bisa berubah sewaktu waktu
DeletePersiapannya jadi ekstra banget ya, mbak. Tapi seru itu, jadi ikut deg2an juga. Semoga pendemi segera berakhir dan bisa bebas jalan2 lagi
ReplyDeleteTemenku juga ada yang sempet ke Turki untuk kerja. Ternyata memang Turki sudah membuka wisatanya untuk pendatang mancanegara ya... syukurlah kalau Mbak dan keluarga bisa pergi dan pulang dengan keadaan selamat dan menjaga protokol dengan baik😍
ReplyDeleteWaha saya setuju nih, regulasi tiap maskapai itu biasanya berbeda-beda. Dan harus ngecek juga biar ga miskom, hehe
ReplyDeleteWah asik nih kayanya, kalau tes PCR gitu biasanya ada batasan waktunya gak sih? Misalnya cuma sampe dua minggu atau berapa hari gitu, ya mba? Terus tempat duduk di pesawat selang seling gak ya mba? Aduh jadi pengen liburan juga 🤭
ReplyDeleteBerapa lama masa berlaku test PCR itu tergantung dari institusinya mba. Rata2 kalau untuk penerbangan internasional atau negara tujuan mensyaratkan 72 jam dari test. Tempat duduk di pesawat ga selang seling mba karena penuh, tapi Alhamdulillah pulang pergi aku dapetnya selang seling.
DeleteWah, ilmu ini.. Meski belum ada bayangan mau ke mana tapi saya senang bs dapatkan ilmunya. Manfaat banget, mbak Rahma. Terima kasih, ya. Jazakillah khayra.
ReplyDeletesama2 mba senang bisa memberikan informasi
DeleteWah terima kasih mbak tentang informasi mengenai traveling ketika pandemi. Seru tapi deg-degan juga ya sewaktu berpergian.. tapi hebatnya semua kalangan baik maskapai dan traveler sudah mematuhi protokol kesehatan dan semua ada standarnya juga.
ReplyDeleteNgga sabar untuk pandemi covid ini segera terselesaikan jadi berpergian tidak ada restrictions lagi dan hati tenang untuk berpergian hehe
Kangen banget liburan yaa mb sejak corona terasa setahun ada di bumi. Aturan ini penting banget nih buat yang akan berkunjung ke luar negeri karena protokol kesehatan beda dengan biasanya yaa. Stay safe stay health mb.
ReplyDeleteMemang agak ribet persiapannya ya traveling saat pandemi, ada rasa was-was juga. Alhamdulilah lancar ya perjalanannya...seruuu...
ReplyDeleteWahh makasih sharing cerita jalan-jalan keluar negeri di masa pandemi mba,stay safe^^
ReplyDelete