Mungkin sebagian masih banyak yang bertanya-tanya dimanakah Labengki itu berada? Kepulauan Labengki itu berada di daerah Sulawesi Tenggara. Kepulauan cantik yang terkenal dengan mini Raja Ampat ini, memang mungkin masih asing untuk sebagian besar orang, tapi kebanyakan pencinta traveler domestik sudah familiar dengan destinasi ini. Selain juga karena kepulauannya masih alami, kepulauan Labengki ini juga cukup instagramable. Beruntung sekali saya dan teman2 sempat kesana di tahun 2017 yang lalu walaupun medan menuju ke Labengki itu cukup menantang pada waktu itu. 

Pada saat libur lebaran 2017, saya mengajak teman-teman ke Labengki. Gayung bersambut, teman2 antusias dan kami berangkat bersembilan waktu itu. Sebagai koordinator, saya lah yang bertugas mengatur private tour, itinerary perjalanan, rute, lokal guide, dan bersama lokal guide. Kata teman-teman waktu itu "terserah aja yang penting jalan, kasih tau aja mesti bayar berapa?" Hahaha teman2 saya emang pasrahan emang anaknya.. Untungnya saya memang demen bikin planning dan itinerary untuk jalan2, jadinya  dipasrahin tugas kok malah happy 😁

Foto : Bebatuan karang di belakang Labengki Nirwana Resort, Psst fotoku ini pernah masuk majalan travel loh

Perjalanan dimulai dengan penerbangan menggunakan Batik Air jam 03.10 pagi ke kota Kendari, yang ditempuh sekitar 2 jam 55 menit. Sesampainya kami di bandara Haluoleo, Kendari, kami dijemput oleh local tour guide dengan 2 (dua) mobil. Untuk melanjutkan perjalanan darat selama 2 jam menuju dermaga kapal yang akan membawa kami ke Labengki Nirwana Resort tempat kami menginap,  estimasi perjalanan laut sekitar 1 - 2 jam an. Rute ini saya pilih waktu itu karena menghindari perjalanan laut yang kelamaan, seperti ke pulau Kakaban. Sebenarnya ada pilihan lain dimana rute yang digunakan adalah 40 menit perjalanan darat diteruskan sekitar 3 jam perjalanan laut.

Tapiiii kita boleh berkehendak, namun Tuhan juga yang menentukan. Perjalanan menuju darmaga ternyata tidak selancar yang kita kira teman-teman. Kami berjumpa dengan jalanan tanjakan yang rusak, berlumpur, hanya mobil 4WD yang bisa lewat.  Waktu itu driver mobil kami masih berusaha melalui tanjakan itu tapi menurut dia at least ada 2 orang yang di mobil supaya mobil tidak terlalu ringan. Jadilah saya dan seorang teman saya duduk di mobil, sedangkan teman2 lain memilih untuk turun dari mobil menempuh tanjakan berlumpur dengan berjalan kaki. Sayangnya mobil kamipun tetap tak bisa lewat, ban nya terbenam lumpur, sehingga mobil harus ditarik beramai2 dengan tali dan warga lokal (tentunya kami harus membayar untuk itu). 

 Salah satu teman mengambil foto mobil yang saya naikin terjebak lumpur dan akan ditarik (teman ku sempet2nya donk nongol  di jendela✌😜)

   Foto : mobil lain yang ditarik, begini juga sebenarnya nasib mobil kami sayang foto dan videonya hilang

                                            Foto : kondisi jalanan darat kami menuju labengki

Jalanan separah itu katanya karena kontraktor yang harusnya mengerjakan jalan kabur begitu saja ditengah proyek yang masih belum selesai. Huhuuhu sungguh bikin stress. Sayang foto dan video pas mobil kami ditarik hilang. Walaupun perjalanan tidak bisa dibilang mulus, akhirnya kamipun sampai di dermaga, dan memulai perjalanan laut yang memakan waktu sekitar 2 jam. Singkat cerita, kamipun tiba di Labengki Nirwana Resort sudah sore hari, sehingga kami memutuskan untuk beristirahat di resort. Terlalu lelah dengan drama yang kami alami sepanjang perjalanan. 

Belajar dari pengalaman saya dan teman2, kalau ingin menuju ke labengki mungkin lebih baik memilih perjalanan darat yang singkat (sekitar 40 menit - 1 jam) dengan perjalanan laut sekitar 3-4 jam. Karena dengar2 jalanannya pun lebih mulus. Tokh akhirnya kami harus melalui perjalanan darat yang lebih lama dengan perjalanan laut yang juga agak molor dari perkiraan. Kecuali mungkin kalau jalanan sekarang sudah dirapihkan.

Labengki Nirwana Resort 

Ini adalah satu2nya resort di kepulauan Labengki yang berada di suatu teluk dengan cottage di atas laut. Biaya menginap di resort ini adalah sekitar Rp 1.000.000 - 3.500.000 per orang per malam. Yuup.. tidak salah baca kok teman2 harganya ini tidak dihitung per kamar melainkan per kepala. Dan semua kamar tidak ada AC dengan kamar mandi di luar kecuali kamar cottage, yang harganya Rp 3.500.000/orang/malam. Dan tentunyaaa kami memutuskan untuk menginap di kamar yang harganya paling affordable. sekitar Rp 1 - 1,5 juta an per orang per malam. Harga itu sudah termasuk makan sehari 3 (tiga) kali dari pihak resort. Dan karena sudah lebih dari 3 (tiga) tahun terus terang saya lupa berapa pastinya harga kamar kami waktu itu. 

      Foto : Cottage termahal di resort ini, berasa di Maldives bisa langsung snorkling atau berenang dari depan kamar 

Kami memilih vila yang terdiri dari beberapa kamar, yang dibangun tepat di depan bebatuan karang dan kamar mandi serta toilet di bagian belakang villa. Agak2 serem juga siy kalau harus pipis malam, biasanya kami saling ajak dengan sistem tunggu menunggu dan sambil ngobrol hahahaha. Soalnya batu karang tinggi itu tepat banget di belakang kamar mandi dan toilet. Untungnya waktu itu tidak ada orang lain yang menginap di villa itu, jadi kami bisa tidur di 4 (empat) kamar berasa sewa villa pribadi hehehe. 

     Foto: Resort dari atas bukit belakang hotel, terlihat villa kami dgn perahu yang kami pakai selama trip parkir di depannya

Walaupun harganya termasuk lumayan, tapi jangan dibayangkan ini seperti resort bintang lima atau hotel bintang tiga yaa. Tempat tidur, interior, dan lain2 terhitung standard sekali. Tapi memang Labengki Nirwana Resort ini lokasinya keren, dan pemandangannya cantik, berada di semacam teluk tersendiri jadi hanya pengunjung dan tamu resort yang datang kesini. Dan memang karena letaknya di tengah lautan, listrik pun masih menggunakan genset, jadi kita baru bisa charge hp, powerbank, baterai kamera, pada malam hari, untung saya selalu bawa colokan panjang jadi selalu kebagian colokan, sedangkan untuk urusan sinyal memang bisa dikatakan hampir tidak ada siy, kita harus naik ke atas bukit di belakang resort untuk dapet sinyal, dan itupun kadang ada muncul dan kadang hilang 😜 

     Foto : Jalanan dari dermaga menuju ke villa dan restaurant, villa kami  tepat di belakang batu karang ini

Dari restaurant resort, kita bisa naik ke atas bukit untuk melihat matahari terbit dengan pemandangan teluk cinta. Dinamakan teluk cinta karena bentuknya dari atas seperti hati. Walaupun hari pertama kami datang kami gagal melihat matahari terbit (awannya cukup tebal), tapi kami tetap Happy dengan pemandangan dari atas bukit yang cantiik. Kami bahkan puas mengambil foto Resort kami dari atas bukit. Di resort ini kita juga bisa main kano, snorkling dan main flying fox seperti yang dilakukan oleh banyak tamu luar hotel yang datang untuk mampir. Restaurant di resort ini juga banyak didatangi oleh tamu luar hotel yang sekedar mampir untuk makan siang sambil berfoto2 atau bersnorkling di area resort.

      Foto: Teluk Cinta dari atas bukit belakang resort, terlihat tidak lekukan bentuk hatinya?

Penasaran dengan foto2 dan cerita selama di kami mengeksplor Labengki-Sombori? Nantikan Part 2 nya cerita perjalanan ke Labengki ini sambil saya mencoba mengingat2 detail perjalanan 3 (tiga) tahun lalu yang bisa dibagikan ke teman2.